Sabtu, 18 Januari 2014

Memaksakan Anak Untuk Makan Banyak, Baikah?



Hampir setiap ibu selalu khawatir apakah putra dan puterinya mendapatkan asupan gizi yang baik dan cukup atau tidak. Untuk itulah tak heran jika para ibu akan dibuat senang jika anaknya makan dengan lahap serta banyak. Tak ada ibu yang menginginkan anaknya tumbuh dengan asupan gizi yang kurang. Tumbuh dan berkembang dengan normal disertai fisik anak yang sehat membuat dambaan setiap ibu.

Namun tak sedikit pula sang ibu terkendala dengan sang anak susah makan sehingga para ibu kerap dibuat pusing dengan hal tersebut. Salah satu cara yang banyak di lakukan oleh para ibu untuk memastikan cukupnya asupan gizi dari makanan terhadap anaknya adalah dengan memaksakan dengan melakukan cara apapun agar sang anak mau makan. Di satu sisi, memaksa anak untuk makan dapat memberikan mereka nutrisi dan energi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya yang baik.

Selain itu, banyak ibu yang beranggapan bahwa dengan memaksa anak untuk makan banyak, maka mereka akan terbiasa dengan porsi tersebut sehingga nantinya mereka akan terbiasa makan dengan porsi sebanyak itu yang artinya para orang tua tidak akan terlalu khawatir jika si anak mengalami kesulitan makan. Namun tahukan anda, disamping lain dengan memaksakan si anak untuk makan banyak, memiliki beberapa dampak buruk bagi si anak. Seperti apa dampak-dampaknya?
Berikut poin-poinya yang harus diperhatikan para orang tua ketika mereka memaksakan anak-anaknya untuk makan banyak :

1.    Anak Tertekan

Memaksakan anak anda untuk makan dengan porsi banyak atau memakan makanan yang tak mereka sukai dapat membuat mereka stress dan tertekan. Alih-alih sehat yang didapat sang anak, mereka malah harus berurusan dengan masalah lain yang berkaitan dengan mental mereka. Oleh karena itu, daripada memaksakan anak, ada baiknya jika ibu mulai mengenalkan anak dengan makanan-makanan yang sehat. Jika cara ini masih tak berhasil, tidak ada salahnya mencoba mengkreasikan makanan sehari-harinya dengan bentuk dan warna-warna yang lebih menarik sehingga nafsu makan anak bisa lebih tergugah.

2.    Trauma Dengan Waktu Makan

Dengan seiring berjalannya waktu anak-anak secara perlahan membentuk referensi mereka terhadap makanan. Ia mungkin akan suka dengan beberapa jenis makanan dan tak suka dengan makanan lainnya, jika sang anak kerap kali mengalami pemaksaan saat harus makan bersama orang tua, bukan tak mungin anak-anak akan mengalami trauma. Dengan adanya trauma seperti ini bisa jadi mereka mulai beranggapan bahwa dapur dan tempat makan dirumah bisa jadi menjadi membawa kesan horror atau tempat perang, karena anda selalu memaksakan mereka untuk makan. Dan saat menginjak dewasa nanti bukan tak mungkin pula anak akan mulai menjauhi ruang makan dan dapur dan memilih menghabiskan waktu makannya diluar karena mereka beranggapan dengan makan diluar akan lebih nyaman untuknya.

3.    Membenci Makanan

Saat ibu dan para orang tua lain memaksakan makan kepada anak, tak semua anak memiliki reaksi baik terhadap makanan yang ibu berikan. Alih-alih mereka terbiasa dengan porsi makan yang ibu siapkan, anak-anak malah membencinya. Jika hal ini terjadi, maka ibu akan kehilangan kesempatan untuk membuat akan mengkonsumsi makanan yang bernutrisi.

Itulah dia dampak buruk yang bisa terjadi pada anak apabila ibu dan orang tua lainnya memaksakan anak untuk makan dengan porsi yang banyak atau memaksa mereka untuk makan makanan yang tidak mereka sukai. Pada dasarnya setiap anak memiliki reaksi yang berbeda-beda terhadap ‘pemaksaan’ seperti ini. Untuk itu akan lebih baik jika ibu mulai mengajarkan mereka untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi dengan porsi yang cukup.

Sumber : Bidanku.com

0 komentar:

Posting Komentar