Tahukah Anda, dalam setiap keluarga yang orang tuanya perokok, dapat dipastikan bahwa anaknya akan menjadi perokok pasif. Dan kita semua tentu tahu bahwa bahaya rokok tak hanya berlaku bagi si perokok aktif, tapi juga orang-orang di sekitarnya (perokok pasif).
Data yang dikutip dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan bahwa ada 121 juta keluarga di Indonesia yang menjadi keluarga perokok. Dengan kata lain, apabila dalam satu keluarga terdapat seorang bayi dan balita, berarti ada 121 juta anak Indonesia yang menjadi perokok pasif. Waduh!
Ingin tahu dampak yang dapat diderita anak yang menjadi perokok pasif? Yang pasti, ia akan rentan terhadap berbagai penyakit, karena daya tahan tubuhnya belum berkembang sempurna.
Meski Anda atau papa tidak merokok di dekat anak, asap rokok dapat menempel di mana saja, sehingga partikel-partikel yang terkandung di dalam asap rokok tersebut bisa terhirup oleh si kecil saat berdekatan dengan Anda.
Lebih lanjut menurut Dr. Nastiti N. Rahajoe, Sp.A(K), spesialis anak yang sekaligus konsultan respirologi, dalam Kampanye Project Jernih, “Asap rokok, selain sebagai pencetus langsung, juga menyebabkan reaksi badan terhadap pencetus lainnya makin hebat. Asap rokok mengubah struktur kekebalan tubuh dari alat napas, sehingga kalau ada penyakit seperti Tubercolosis, misalnya, dampaknya akan semakin berat”.
Lalu, penyakit apa saja, sih, yang dapat di derita oleh anak jika terus-menerus menjadi perokok pasif? “Yang pasti, saluran pernafasan, asma, batuk, bronkhitis, kanker paru-paru, kanker kulit, dan semua organ tubuh bisa jadi korban,” kata Dr. Nastiti. Mengerikan, ya, Ma. Nah, mari kita jauhkan anak dari asap rokok mulai sekarang, karena ia pun berhak untuk mendapatkan udara yang ‘jernih’.
Data yang dikutip dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebutkan bahwa ada 121 juta keluarga di Indonesia yang menjadi keluarga perokok. Dengan kata lain, apabila dalam satu keluarga terdapat seorang bayi dan balita, berarti ada 121 juta anak Indonesia yang menjadi perokok pasif. Waduh!
Ingin tahu dampak yang dapat diderita anak yang menjadi perokok pasif? Yang pasti, ia akan rentan terhadap berbagai penyakit, karena daya tahan tubuhnya belum berkembang sempurna.
Meski Anda atau papa tidak merokok di dekat anak, asap rokok dapat menempel di mana saja, sehingga partikel-partikel yang terkandung di dalam asap rokok tersebut bisa terhirup oleh si kecil saat berdekatan dengan Anda.
Lebih lanjut menurut Dr. Nastiti N. Rahajoe, Sp.A(K), spesialis anak yang sekaligus konsultan respirologi, dalam Kampanye Project Jernih, “Asap rokok, selain sebagai pencetus langsung, juga menyebabkan reaksi badan terhadap pencetus lainnya makin hebat. Asap rokok mengubah struktur kekebalan tubuh dari alat napas, sehingga kalau ada penyakit seperti Tubercolosis, misalnya, dampaknya akan semakin berat”.
Lalu, penyakit apa saja, sih, yang dapat di derita oleh anak jika terus-menerus menjadi perokok pasif? “Yang pasti, saluran pernafasan, asma, batuk, bronkhitis, kanker paru-paru, kanker kulit, dan semua organ tubuh bisa jadi korban,” kata Dr. Nastiti. Mengerikan, ya, Ma. Nah, mari kita jauhkan anak dari asap rokok mulai sekarang, karena ia pun berhak untuk mendapatkan udara yang ‘jernih’.
Sumber: parenting.co.id
0 komentar:
Posting Komentar