Masalah keuangan adalah hal yang umum dialami keluarga muda, apalagi di
tahun-tahun pertama menjalani kehidupan berumahtangga. Belum lagi si
kecil tak lama kemudian hadir di tengah Anda dan pasangan. Benarkah
masalahnya terletak dari besar-kecilnya pendapatan keluarga?
�Seringkali masalahnya bukan terletak pada penghasilan yang kurang, tapi
kebiasaan yang salah dalam mengelola uang,� ungkap Ligwina Hananto,
ahli perencanan keuangan dalam sebuah acara Ayahbunda beberapa waktu
lalu. Ternyata, dalam kenyataan, seorang ayah yang berpenghasilan
ratusan juta rupiah bisa mengalami shock ketika menemukan uangnya
tinggal Rp. 500.000,00 sebelum akhir bulan.
Ligwina memberikan beberapa kunci untuk mengelola keuangan secara
sederhana:
1. Pahami portfolio keuangan keluarga Anda. Jangan sampai Anda tak
tahu isi tabungan, jumlah tagihan listrik, telepon, servis mobil,
belanja, biaya periksa dokter dan lainnya. Anda harus tahu berapa hutang
kartu kredit, pinjaman bank atau cicilan rumah dan mobil.
2. Susun rencana keuangan atau anggaran. Rencana keuangan yang
realistis membantu Anda bersikap obyektif soal pengeluaran yang
berlebihan. Tak perlu terlalu ideal, sehingga lupa kebutuhan diri
sendiri. Tak ada salahnya memasukkan kebutuhan pergi ke salon, spa atau
clubbing. Yang penting, anggarkan jumlah yang realistis dan Anda pun
harus patuh dengan anggaran tersebut.
3. Pikirkan lebih seksama pengertian antara �butuh� dan �ingin�. Tak
jarang kita membelanjakan uang untuk hal yang tak terlalu penting atau
hanya didorong keinginan, bukan kebutuhan. Buatlah daftar berupa tabel
yang terdiri dari kolom untuk item belanja, kebutuhan dan keinginan.
Setelah mengisi kolom item belanja, isilah kolom �kebutuhan� dan
�keinginan� dengan tanda cek (V). Dari sini pertimbangkan dengan lebih
matang, benda atau hal yang perlu Anda beli/penuhi atau tidak.
4. Hindari hutang. Godaan untuk hidup konsumtif semakin besar. Tapi
bukan berarti dengan mudah Anda membeli berbagai benda secara kredit.
Tumbuhkan kebiasaan keuangan yang sehat dimulai dari yang sederhana,
seperti tak memiliki hutang konsumtif.
5. Meminimalkan belanja konsumtif. Bertemu teman lama untuk bertukar
pikiran di kafe terkadang memang perlu, tapi tak berarti Anda harus
melakukannya di setiap Jumat sore. Anda bisa gunakan pengeluaran ini
untuk menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
6. Tetapkan tujuan atau cita-cita finansial. Susun target keuangan
yang ingin Anda raih secara berkala, bersama pasangan. Tetapkan tujuan
spesifik, realistis, terukur dan dalam kurun waktu tertentu. Tujuan ini
membantu Anda lebih fokus merancang keuangan. Misalnya, bercita-cita
punya dana pendidikan prasekolah berstandar internasional dan
sebagainya.
7. Menabung, menabung, menabung. Ubah kebiasaan dan pola pikir.
Segera setelah menerima gaji, sisihkan untuk tabungan dalam jumlah yang
telah Anda rencanakan sesuai tujuan atau cita-cita finansial keluarga
Anda. Sebaiknya, Anda memiliki rekening terpisah untuk tabungan dan
kebutuhan sehari-hari.
8. Berinvestasilah! Tentu Anda tak akan puas dengan hanya menunggu
tabungan membumbung. Padahal cita-cita Anda untuk keluarga �selangit�.
Inilah saat yang tepat untuk juga memikirkan investasi. Kini bentuknya
macam-macam. Takut akan risiko investasi?! Tak perlu khawatir, Anda
hanya perlu belajar pada ahlinya. Konsultasikan keuangan Anda dengan
ahli keuangan yang handal!
(Ayahbunda.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar