Saat anggota keluarga bertambah, ada kehadiran saudara
kandung yang baru, seringkali dinamika hubungan antara orang tua dan
anak berubah. Anak yang tadinya hanya sendiri mendapat perhatian
sepenuhnya dari orang tua, merasa mendapat ‘saingan’ yang merebut
perhatian orang tua darinya.
Tidak dapat dipungkiri, terjadi ‘perebutan’ kasih sayang orang tua antara kakak dan adik karena kakak tidak ingin keadaan berubah. Dan saat tiba-tiba keadaan berubah, maka kasih sayang dan perhatian orang tua yang terbagi akan membuat kakak tidak terima. Kondisi seperti itu disebut sibling rivalry atau persaingan kakak-adik. Sibling rivalry dapat terjadi karena biasanya orang tua akan memberi perhatian lebih kepada anak yang lebih muda dan menganggap anak yang lebih tua sudah lebih bisa meng-handle dirinya sendiri.
Dalam beberapa kasus, pemberian perhatian dan kasih sayang dari orang tua memang lebih besar kepada adik dan akhirnya berakibat fatal. Bahkan, bukan tidak mungkin bisa terjadi kekerasan berupa bullying yang dilakukan oleh kakaknya sendiri. Bullying adalah perilaku agresif seseorang yang memiliki power atau kuasa atas orang lain dan biasanya dilakukan secara intens dan diulang sewaktu-waktu. Bullying akan menimbulkan rasa tertekan dan tidak nyaman pada si ‘korban’ bullying.
Menurut seorang psikolog dari Personal Growth, Nessi Purnomo, Psi., MSi., sebenarnya bullying antar saudara sama saja dengan sibling aggression atau sibling abuse, hanya istilahnya saja yang berbeda. Pada prinsipnya, ketika kebutuhan anak tidak terpenuhi, tersimpan kemarahan yang sifatnya bisa ringan atau berat, dan kemarahan tersebut harus disalurkan. Anak tidak mungkin melampiaskan kemarahannya pada seseorang yang posisinya jauh di atasnya (orang tua), sehingga seseorang yang posisinya di bawah dirinya (adik) yang menjadi sasaran kemarahan.
Sayangnya, tidak jarang orang tua selalu lebih membela adik, padahal belum tentu kakak yang salah. Bisa saja kakak sudah melakukan hal yang benar, tetapi adik terus merengek dan menangis. Oleh sebab itu, yang harus orang tua lakukan adalah selalu bertindak adil. Saat terjadi pertengkaran, minta kakak dan adik menceritakan cerita versi mereka masing-masing.
Dari situ, orang tua pasti bisa melihat siapa yang sebenarnya salah. Baik kakak maupun adik, harus ditegur dan tetap diberikan sanksi atas kesalahan mereka, supaya di lain waktu mereka tidak mengulanginya lagi. Selain itu, orang tua juga memang harus senantiasa melakukan pendekatan yang sama ke semua anak agar tidak ada istilah ‘pilih kasih’ dalam keluarga.=parenting.co.id=
Tidak dapat dipungkiri, terjadi ‘perebutan’ kasih sayang orang tua antara kakak dan adik karena kakak tidak ingin keadaan berubah. Dan saat tiba-tiba keadaan berubah, maka kasih sayang dan perhatian orang tua yang terbagi akan membuat kakak tidak terima. Kondisi seperti itu disebut sibling rivalry atau persaingan kakak-adik. Sibling rivalry dapat terjadi karena biasanya orang tua akan memberi perhatian lebih kepada anak yang lebih muda dan menganggap anak yang lebih tua sudah lebih bisa meng-handle dirinya sendiri.
Dalam beberapa kasus, pemberian perhatian dan kasih sayang dari orang tua memang lebih besar kepada adik dan akhirnya berakibat fatal. Bahkan, bukan tidak mungkin bisa terjadi kekerasan berupa bullying yang dilakukan oleh kakaknya sendiri. Bullying adalah perilaku agresif seseorang yang memiliki power atau kuasa atas orang lain dan biasanya dilakukan secara intens dan diulang sewaktu-waktu. Bullying akan menimbulkan rasa tertekan dan tidak nyaman pada si ‘korban’ bullying.
Menurut seorang psikolog dari Personal Growth, Nessi Purnomo, Psi., MSi., sebenarnya bullying antar saudara sama saja dengan sibling aggression atau sibling abuse, hanya istilahnya saja yang berbeda. Pada prinsipnya, ketika kebutuhan anak tidak terpenuhi, tersimpan kemarahan yang sifatnya bisa ringan atau berat, dan kemarahan tersebut harus disalurkan. Anak tidak mungkin melampiaskan kemarahannya pada seseorang yang posisinya jauh di atasnya (orang tua), sehingga seseorang yang posisinya di bawah dirinya (adik) yang menjadi sasaran kemarahan.
Sayangnya, tidak jarang orang tua selalu lebih membela adik, padahal belum tentu kakak yang salah. Bisa saja kakak sudah melakukan hal yang benar, tetapi adik terus merengek dan menangis. Oleh sebab itu, yang harus orang tua lakukan adalah selalu bertindak adil. Saat terjadi pertengkaran, minta kakak dan adik menceritakan cerita versi mereka masing-masing.
Dari situ, orang tua pasti bisa melihat siapa yang sebenarnya salah. Baik kakak maupun adik, harus ditegur dan tetap diberikan sanksi atas kesalahan mereka, supaya di lain waktu mereka tidak mengulanginya lagi. Selain itu, orang tua juga memang harus senantiasa melakukan pendekatan yang sama ke semua anak agar tidak ada istilah ‘pilih kasih’ dalam keluarga.=parenting.co.id=
0 komentar:
Posting Komentar