ajanan-jajanan yang ada di sekolah memang sangat menarik bagi anak, namun tak sedikit yang berbahaya bagi kesehatan mereka.
Mi instan, gorengan, ‘sosis-sosisan’, nugget, cilok dengan cocolan saus, cimol ditaburi bubuk oranye, minuman sachet siap olah, snack gurih yang mengandung MSG, dll. Itulah kira-kira macam-macam jajanan yang ditemukan di sekolah-sekolah sekarang ini. Harganya pun sangat murah sehingga anak semakin tertarik untuk mencoba.
Semua keasyikan itu sebenarnya berbanding terbalik dengan kualitas jajanan. Selain enak di lidah, jajanan-jajanan tadi juga dihargai murah. Namun, sudah dipastikan dapat membahayakan kesehatan anak, baik dari segi keamanan komposisinya maupun kebersihannya.
Masalah yang satu ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua murid saja lho, Ma. Walaupun lokasinya ada di sekolah dan sekitarnya, pemerintah juga mengemban tugas dalam mengawasi makanan maupun minuman yang disediakan bagi anak di sekolah. Pemerintah itu sendiri mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, bahkan sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) .
Adapun, untuk memperbaiki kualitas jajanan dan kantin sekolah, pada 31 Januari 2011 lalu, BPOM telah menggagas aksi nasional yang disebut dengan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Aksi ini dilakukan di sekitar 18 ribu SD dan Madrasah Ibtidaiyah di sejumlah ibu kota provinsi dan kabupaten. Kabar baiknya, tren PJAS yang memenuhi syarat dari tahun ke tahun terus meningkat.
Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan upaya memberikan penyuluhan terhadap para pedagang dan mengambil sample jajanan untuk diteliti. Tahun 2013 lalu, penelitian dilakukan terhadap 124 makanan dari 60 sekolah. Berdasarkan hasilnya, makanan yang murah berwarna ngejreng, atau makanan yang sangat kenyal, harus diwaspadai karena pasti tidak sehat dan mengandung bahan-bahan berbahaya.
Nah, yang tidak kalah penting adalah peran sekolah dan peran kita sebagai orangtua, Ma. Anak-anak perlu diingatkan sejak dini akan bahayanya jajanan-jajanan seperti di atas tadi. Sekolah tidak hanya harus membenahi jajanan kantin, tetapi juga membuat aturan-aturan bagi pedagang-pedagang di luar pagar sekolah sehingga ikut menyediakan jajanan sehat dan aman untuk anak.
Mama juga perlu memberitahu pada anak bahwa tidak semua yang enak di lidah itu menyehatkan. Yuk ma, mulai cek kantin sekolah dan jajanan-jajanan di sekitar sekolah anak. Jangan lupa ajak juga para mama lainnya dan bersama-sama pihak sekolah untuk memulai program kantin dan jajanan sehat. Selain itu, mulai sedini mungkin ajarkan si kecil perilaku hidup sehat, termasuk memilih makanan yang sehat dan bersih. (parenting.co.id)
Mi instan, gorengan, ‘sosis-sosisan’, nugget, cilok dengan cocolan saus, cimol ditaburi bubuk oranye, minuman sachet siap olah, snack gurih yang mengandung MSG, dll. Itulah kira-kira macam-macam jajanan yang ditemukan di sekolah-sekolah sekarang ini. Harganya pun sangat murah sehingga anak semakin tertarik untuk mencoba.
Semua keasyikan itu sebenarnya berbanding terbalik dengan kualitas jajanan. Selain enak di lidah, jajanan-jajanan tadi juga dihargai murah. Namun, sudah dipastikan dapat membahayakan kesehatan anak, baik dari segi keamanan komposisinya maupun kebersihannya.
Masalah yang satu ini bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua murid saja lho, Ma. Walaupun lokasinya ada di sekolah dan sekitarnya, pemerintah juga mengemban tugas dalam mengawasi makanan maupun minuman yang disediakan bagi anak di sekolah. Pemerintah itu sendiri mulai dari Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, bahkan sampai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) .
Adapun, untuk memperbaiki kualitas jajanan dan kantin sekolah, pada 31 Januari 2011 lalu, BPOM telah menggagas aksi nasional yang disebut dengan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS). Aksi ini dilakukan di sekitar 18 ribu SD dan Madrasah Ibtidaiyah di sejumlah ibu kota provinsi dan kabupaten. Kabar baiknya, tren PJAS yang memenuhi syarat dari tahun ke tahun terus meningkat.
Selain itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta juga melakukan upaya memberikan penyuluhan terhadap para pedagang dan mengambil sample jajanan untuk diteliti. Tahun 2013 lalu, penelitian dilakukan terhadap 124 makanan dari 60 sekolah. Berdasarkan hasilnya, makanan yang murah berwarna ngejreng, atau makanan yang sangat kenyal, harus diwaspadai karena pasti tidak sehat dan mengandung bahan-bahan berbahaya.
Nah, yang tidak kalah penting adalah peran sekolah dan peran kita sebagai orangtua, Ma. Anak-anak perlu diingatkan sejak dini akan bahayanya jajanan-jajanan seperti di atas tadi. Sekolah tidak hanya harus membenahi jajanan kantin, tetapi juga membuat aturan-aturan bagi pedagang-pedagang di luar pagar sekolah sehingga ikut menyediakan jajanan sehat dan aman untuk anak.
Mama juga perlu memberitahu pada anak bahwa tidak semua yang enak di lidah itu menyehatkan. Yuk ma, mulai cek kantin sekolah dan jajanan-jajanan di sekitar sekolah anak. Jangan lupa ajak juga para mama lainnya dan bersama-sama pihak sekolah untuk memulai program kantin dan jajanan sehat. Selain itu, mulai sedini mungkin ajarkan si kecil perilaku hidup sehat, termasuk memilih makanan yang sehat dan bersih. (parenting.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar